MAKNA CARA MENYEMBAH RAKYAT TERHADAP SULTAN BUTON DAN CARA SULTAN BUTON MENGHADAPI SEMBAH ITU
Posted by orangbuton pada 18 Juni 2010
Pada waktu melakukan sembah terhadap Sultan, oleh rakyat dilakukan dengan dengan cara Duduk sambil memegang tanah dan menatap Sultan lalu tunduk menyembah.
Filosofi yang terkandung didalamnya diartikan sebagai berikut :
- Duduk merendah diri perlambang kepatuhan kepada yang dihadapi (khalifatullah), perintah Tuhan yang dipersonifikasikan dalam diri sang Sultan. Sambil tidak melupakan bahwa diri yang mendukung perintah Tuhan yang dihadapinya itu adalah manusia pula hamba Allah sama dengan dirinya. Oleh karena itu sang Rakyat memegang tanah sambil menatap sang Sultan untuk mengingatkan sang Sultan “Hai Sultan, ingatlah bahwa jasadmu itu dari tanah dan akan kembali ketanah. Sadarlah bahwa kita sama, bahwa yang kusembah hanyalah perintah Tuhan yang engkau dukung itu”. Lalu tunduk dan menyembahlah sang Rakyat.
- Sang Sultanpun demi menerima pandangan itu, maka insayaflah ia akan dirinya, akan keadaanya sebagai ciptaan dari Yang Maha Pencipta. Ingatlah ia bahwa iapun menyembah apa yang disembah oleh yang menyembah itu. Bahwa mareka menyembah yang Satu dan demi yang Satu. Lalu dengan agak mengelak atau agak memejamkan mata atau agak memandang keatas sambil mengucapkan “La-ilaha-illallah”.
- Berdosalah rakyat yang menyembah padahal dia tidak mengetahui makna yang sebenarnya dari sembah itu, berdosalah Sultan yang disembah sedang ia melupakan dirinya sebagai hamba yang mendukung perintah Tuhan dan menyembah Tuhan bersama-sama dengan rakyatnya. Sebaliknya mendapat pahala rakyat dan Sultan yang berpandang-pandangan dengan mengenal dan meyakini hakekat sembah itu, karena disitu hadir Tuhan dalam kalbu mereka dengan kebesaran yang nyata.
- Pada saat menyembah Sultan dan pada saat melihat orang menyembah Sultan dan juga saat berada dalam lingkungan Sultan sadarlah diri akan hubungannya dengan Tuhan dan akan tugas pemerintahannya di Jalan Allah.
Jika mutiara kebajikan pemerintahan ini terapkan dalam konteks modernitas hari ini, hubungan rakyat dengan pemerintahnya akan selalu mendapat Ridha dari yang Esa.
(disadur dari buku MEMBARA DIAPI TUHAN)
Iklan
Labolontio said
Kepada Orang Buton Punya
terimah kasih atas posting tulisan ini meski saduran akan tetapi inilah bagian penggalan dari kejayaan masa silam kerajaan Buton terus mencari sumber2 naskah asli untuk kebaikan generasi.
amin
Labolontio said
Kepada Orang Buton Punya
terimah kasih atas posting tulisan ini meski saduran akan tetapi inilah bagian penggalan dari kejayaan masa silam kerajaan Buton terus mencari sumber2 naskah asli untuk kebaikan generasi.
amin
salam
dari
Labolontio
isnaini said
mantaf bro.
la ali said
subhanallah, betapa tingginya nilai dari makna cara menyembah trsbt, bgmana dengan kenyataan sekrang? masihkan orang buton terutama ‘pemimpinnya’ masih memegang filosofi tersebut. Semoga buton akan lebih baik dan dipimpin oleh pemimpin yg adil, pandai, cerdas, dan bijaksana serta mengerti, memahami dan mengamalkan martabat tujuh.
umardan hatab putra lapandewa rongi said
assalammu alaikum wr.wb….. trims postingx…. mantap surantap
Alimani said
Perlu suatu kajian yang mendalam , terkait denngan perkembangan jaman , apakah simbolisasi kerajaan/sultan , masih dilaksanakan kembali , sebab perilaku rakyat terhadap raja / sultan , khususnya di Buton , saat ini sudah agak jarang terlihat , kecuali daerah Jawa (Jogyakarta). Namun jika hal itu masih ada tentu saja adalah nilai Luhur dari Leluhur yang harus kita junjung ,,,,ammin YRA.
Alimani said
pekande – kandea , klo pun itu untuk ritual sambutan bagi para pahlawan pulang dari medan laga pertempuran ; maka sekarang jika diadakan maka harus dimanai ; bagaimana seorang Pemimpin (Gubernur , Bupati dan Walikota) memiliki Nurani yang tajam serta komitmen untuk mensejhaterakan Rakyatnya ; bukan mencari sejahtera sendiri dan keluarganya saja…!!!!
Maka kita selaku Generasinya, mari maknai sebuah simbol secara baik , representatif dan filosofi….!!!
Kae said
Saya bangga dan bersyukur kpd Allah Azza wa Jalla… menjadi bagian dari keturunan ini.
Wa Ode dirgahayu egerton said
Subhanalloh…betaba luhurnya..sultan dan rakyatnya..saling mengingatkan kepada sang Pencipta..ALLAH SWT.