Orang Buton Punya

Komentar Para Pembaca Akan Sangat Membantu Dalam Memperkaya Khasanah Blog Ini

  • Almanak

    Maret 2010
    S S R K J S M
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  
  • Hit

    • 331.628
  • Arsip

  • Kategori

  • Tulisan Terpopuler

Sinopsis Budaya Buton : Pekande-Kandea

Posted by orangbuton pada 15 Maret 2010

Oleh : Asis

Pekakande-kandea adalah salah satu acara tradisional yang diadakan oleh masyarakat dalam rangka menyambut kedatangan para Pahlawan negeri yang kembali dari medan juang dengan membawa kemenangan gemilang. Disamping itu acara ini merupakan pula acara pertemuan muda mudi karena hanya pada acara seperti inilah remaja putera dan puteri memperoleh kesempatan bebas untuk saling pandang.

Dalam pelaksanaannya, masyarakat menyiapkan talam yang berisikan makanan tradisional, kemudian secara bersama berkumpul dalam satu arena  yang telah ditetapkan.

Disinilah gadis remaja dengan menggunakan busana tradisional pula duduk menghadapi talam masing-masing. Setelah tiba saatnya, tampillah dua orang pelaksana untuk mengucapkan WORE, sebagai satu pertanda bahwa acara Pekakande-Kandea siap dimulai, selanjutnya disusul dengan irama KADANDIO dan DOUNAUNA dengan pantun awal :

“ Maimo sapo lapana puuna gau “
“ Katupana Mia bari ‘ amatajamo “

Selanjutnya terbukalah kesempatanb bagi siapa saja untuk duduk menghadapi talam. Distulah remaja Putera menyampaikan isi hatinya melalui irama lagu berupa pantun, seraya menunggu saatnya pria melaksanakan tompa. Kemudia sebagai tanda terima kasih sang pemuda memBerikan hadiah pada sang Puteri yang memberikan suapan atau sipo kepadanya.

Sebagai rentetan dari acara ini kadangkala terjadilah kontak yang membawa nikmat antara kedua insan remaja, berupa proses adat tanah leluhur yang berbentuk pinangan.

14 Tanggapan to “Sinopsis Budaya Buton : Pekande-Kandea”

  1. miana bone-bone said

    apa ini sm dgn kande-kandea di tolandona(tompa)??

  2. abu salim djahar said

    budaya buton tergantikan dngn facebook…

  3. luckystrike said

    betul saudara abu salim kebanyakan dari generasi muda sekarang sudah gengsi sama budaya orang buton

  4. Labolontio said

    perlu lebih banyak lagi yang di sajikan
    gimana dengan pekandoledole
    ada gak

    trims

  5. harsin said

    klw bisa di perluas lg y…
    menganalisis dgn 10 tujuan dasar menurut Charless p.lubis.
    1.untuk keselamatan dan perihatin
    2. kepercayaan pada makhluk ghaib animisme
    3.sentimen/ perasaan
    4.norma
    5.sanksi
    6.peran dan sanksi
    7.kekuasaan
    8.derajat sosial/lapisan sosial
    9.fasilitas
    10. wilayah
    trims

  6. La Ummaty said

    Dari sekian banyak Budaya yang bermutu dan mengandung unsur serta nilai2 agama yang luhur, kenapa hanya peka-kande kandea yang di munculkan, fakta ini membuktikan bahwa masyarakat atau pejabat-pejabat kita yang mencanangkannya sangat hobi dengan hura-hura, saya punya beberapa pertanyaan buat Bpk Penulis :
    1. Dalam sejarah BUTON zaman pemerintahan siapa yang menciptakan “BUDAYA” peka-kande kandea.
    2. Apa kaitannya Peka-kande kandea dengan Agama Islam (Maknanya)
    3. Istilah “TOMPA” jelek sekali maknanya, biasanya dugunakan untuk binatang melata “ULAR”
    4. Zaman pemerintahan siapa di Buton/Bau-Bau yang menggalakkan kembali “Peka-kande kandea”

    Untuk sekarang Podopo yitu, nanti dilanjut lagi,
    Terimakasih atas penjelasannya.

    Laummaty

  7. la anton said

    law bisa acara kande”kandeannya lebih mengutamakan keamanan,………..

  8. kinapa nda di ceritakan juga kampung gu di kecamatan lakudo kampung halan ku eee nda asik mi tu kalaw nda ada kampung halaman ku…….

  9. Bagus kalau sebenarnya kerjaan buron diaktifkan lagi jadi yang memerintah Kota bau-bau itu seorang Raja Ha….Ha…Ha….

  10. fauzya said

    Budaya … dilestarikan…
    Agama ….ditinggalkan…

  11. agama orang buton takan perna ditinggalkan itu hanya faham masing2. pekandekandea dibone2 nanti pada saat ini baru di adakan. kalo ditolandona,tiap tahun di adakan. setelah itu kampung2 lain pun pada ikut2tan.maka pekande kandea ditolandona itulah yg sebenarnya. tiada kesamaat dikampung lain. maka itulah turun temurun ?.,/

  12. RohitznagkTolandona said

    Gue mau bilang lanjutkan….

  13. maaruf said

    Di Desa Tolandona Pekande-kandea dilakukan setiap tahun. tepatnya tujuh hari setelah idul fitri, dihari ketujuh tepatnya ba’da ashar ini terkandung bahwa setelah kita melakukan puasa selama 30 hari dilanjutkan dengan puasa selama 6 dan pada hari ketujuh tepat jam 15.00 (ba’da ashar) genaplah puasa kita selama 36 ¾ hari atau mewakili 1 Tahun (365 ½ Hari) dimana setaip hari mewakili 10 hari, (kande-kandea juga merupakan ritual mengenang kejadian manusia), di saat itu dilakukan ritual kesyukuran kita kepada Allah Swt, sekaligus ritual tolak bala, makna terkandung dari ritual ini yaitu kita men-syukuri nikmat rezki yang diberikan selama tahun tersebut dan meminta agar di jauhkan dari mala petaka. Di ba’da ashar tersebut diadakan pekande-kandeana wanaana (kende-kandea buat kalangan anak-anak) dimana anak-anak dengan pakaian terbaik mereka berkumpul dalam suka cita dengan membawa talang yang disiapkan oleh orang tua mereka untuk berbagi, bercengkrama dengan anak-anak disekitar mereka, setelah itu dilanjutkan dengan kande tompa (ba’da isya) di saat inilah merupakan ajang silaturahim antara seluruh keluarga besar Tolandona atau orang-orang yang memiliki ikatan kekerabatan dengan Tolandona, mereka datang dari segala penjuru. Inilah nikmatnya kande-kandea masyarakat Tolandona saling mengenal keluarganya yang sudah lama pergi, bahwakan sudah beranak pinang dinegeri lain dapat terjalin kembali. Konon di Jaman dulu seluruh handai tolan, jawara, kerabat dan lainnya datang bersama keluarga mereka dan berkumpul untuk saling memperkenalkan keluarga mereka, dan terjalinlah ikatan kekerabatan yang kuat.

    Tapi sekarang Pekande-kandea sudah mengalami pergeseran sudah kehilangan nilai dimana Pekande-kandea hanya identik dengan acara hiburan, foya-foya dan kadang kekacauan, mirisssss……………………………….

    ***Pekande-kandea ada dalam rangka menjemput pemuda-pemuda Tolandona yang datang dari medan perang setelah sukses mengemban tugas suci Kesultanan Butuni…

  14. […] Sebagai rentetan dari acara ini kadangkala terjadilah kontak yang membawa nikmat antara kedua insan remaja, berupa proses adat tanah leluhur yang berbentuk pinangan. Sumber […]

Tinggalkan komentar